Selasa, 12 Mei 2009

Aku ingin kembali

Tidak terasa, seiring berjalannya waktu, Ramadhan telah melewati beberapa untaian harinya. Dengan wewangian harum semerbak keindahannya menjelang hari nan fitri nanti.

Puasa kali ini begitu terasa bergetar memenuhi ruang-ruang kalbuku. Puasa kali ini bukan hanya sekedar menjadi kenduri kultural langka yang disambut begitu meriah disetiap bulan kedatangannya. Tapi, puasa kali ini adalah proses pendekatan dan penghambaan diri dalam upaya mendekati Allah untuk bermanja-manja dengan harapan agar ada rahmat dan karunia dariNya sampai akhir hayat nanti. Ya, ini adalah upaya untuk terus berusaha mencapai ridhoNya.

Untuk pertama kalinya aku menjalani puasa dengan penuh kebahagian bersama keluarga, walau harus dalam keprihatinan atas keberadaan dunia dan segala macam prilakunya yang sedikit manggung merisaukan ini.

Suasananya begitu indah. Rumah dimana aku bernaung itu menjadi pekat dengan aroma religiusitas. Sesuatu yang lama tak terlihat di situ. Begitulah aku meyakini.

Dulu, kami semua sempat larut dalam arus besar yang melihat Ramadhan dengan begitu romalistis. Mungkin kami hanya memaknai Islam hanya dengan nuansa simbolik semata. Seakan-akan semua yang indah tentang Islam direduksi menjadi perkara yang sifatnya ritual belaka saja.

Tapi, hari ini aku berpikir bahwa semuanya tidaklah sesederhana yang aku bayangkan. Kali ini ada suasana emosi yang sukar untuk didefinisikan. Ada aspek psikologis yang sukar untuk dijabarkan dalam tulisan. Namun rasa itu benar-benar ada dan berdenyut dalam batinku.

Ini adalah sebuah keindahan religiusitas yang lahir dari kesadaran akan adanya sesuatu yang begitu perkasa di luar diri kami. Aku rindu untuk hijrah, kemudian mendekat untuk merengkuh indahnya pelukan dan atmosfer keberadaan-Nya.

Aku ingin kembali. Aku ingin kembali hidup dengan petunjuk, dan selalu berharap bisa mereguk indahnya cawan karuniaNya. Meski aku malu dengan semua dosa dan angkara yang pernah aku buat di bumi Allah ini.

Ramadhan kali ini benar-benar menjadi momentum untuk kembali pada hakekat beragama yaitu peneguhan secara eksistensial kalimat Ilahi dan menjadikannya sebagai ruh atau nafas dalam bertindak.

Sebuah keindahan yang hadir bagai oase bagi batin yang kian jauh dari spiritualitas. Yah, keindahan yang saat ini mulai kurasakan lagi. Semoga! (Irfan Arief, 12 Ramadhan 1429 H)

1 komentar:

kanaya mengatakan...

"Semoga ALLoh mengabulkan semua Do'amu...tidak ada hambannya yg tidak kembali dan tidak lebih di kasihi dan dicintai olehnnya....
Jika selama ini Iman berlari entah kemana saja dan ia kembali maka kembalinnya akan jauh lebih Indah dari yang kita kira...
Subhanalloh Alloh salalu hadirkan ke indahan setelah kita lelah berjalan jauh....lari dari-Nya...
Kutitipkan sebuah bingkisan Do'a...kepada Alloh...agar dia yang pernah tersimpan di hati....bersama kluargannya selalu dilindungi...di Rahmati...dan diberkahi...bersama datangnnya...Bulan yang penuh Berkah di Syahru Ramadhan ini....Aminnn....